Bertanding Kartu, Menang, Hapal Perkalian

Abstraksi

bilangan adalah salah satu alat alternatif yang bisa digunakan guru untuk melatih murid hapal dari satu sampai sepuluh. Keterampilan murid dalam diasah melalui kompetisi dalam sebuah permainan yang menggunakan kartu bilangan tersebut.

Latar Belakang

Meski kurikulum saat ini mengkonsep agar siswa sudah mulai belajar perkalian sejak kelas 2, banyak di antara murid-murid kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6) SD Trans Batui 5 di Kabupaten Banggai yang belum terampil melakukan perkalian. Karena hal tersebut, pemahaman siswa tentang konsep-konsep yang lebih kompleks pun menjadi terhambat.

Metode mencongak setiap hari bisa juga dilakukan di kelas, namun metode ini masih terpusat pada guru sebagai pemberi soal dan jawaban yang benar.Karena terpusat pada seorang guru, ada kemungkinan bahwa soal mencogak yang diberikan kurang variatif.

Kelemahan lain mencongak adalah seluruh siswa menerima soal yang sama dan siswa bisa tergoda melakukan kecurangan agar jawabannya benar.

Kondisi Kelas

Metode ini sudah dicobakan pada siswa kelas 4 dan 5. Satu permainan sebaiknya diikuti tidak lebih dari 4 atau 5 siswa, karena semakin banyak siswa yang ikut, maka semakin banyak yang menganggur ketika sudah menang atau habis kartunya (karena mereka menunggu dua orang peserta terakhir yang kartunya makin banyak).

Teori

Perkalian adalah penjumlahan berulang yang memiliki sifat komutatif. Siswa kelas 4 diharapkan hapal perkalian bilangan hingga 10.

Pembuatan Alat Peraga

Bahan yang diperlukan

– Kertas yang agak tebal/kertas 70 gsm biasa bila kertas tebal sulit dicari/mahal
– Spidol/marker
– Gunting/cutter
– Lakban bening untuk laminasi bila perlu

Langkah-langkah pembuatan

  1. Potong kertas menjadi berukuran sebesar kartu yang enak dipegang tangan seukuran tangan siswa. Saya menggunakan ukuran 8 x 5 cm karena menggunakan menggunakan kertas ukuran F4 yang dilipat menjadi 16 bagian.
  2. Tulis lambang bilangan 1-10 di masing-masing kartu, tandai kartu angka 6 dan 9 supaya tidak tertukar. Siapkan lebih banyak kartu angka-angka “sulit” (selain angka 1, 2, 5, 10) karena siswa biasanya sudah lebih hapal perkalian dengan angka-angka mudah.
  3. Laminasi kedua sisi dengan lakban bening bila ada.
Kartu perkalian, digunakan untuk bertanding

, digunakan untuk bertanding

Langkah-langkah permainan

  1. Salah satu pemain mengocok kartu dan membagikannya sama rata hingga habis ke semua pemain.
  2. Pemain pertama (boleh yang menang ronde sebelumnya atau yang mengocok) dan pemain berikutnya sesuai arah putaran jarum jam mengeluarkan masing-masing kartu secara bersamaan, lalu keduanya berlomba siapa yang paling cepat menghitung hasil perkalian kedua angka di kartu yang ditampilkan.
  3. Pemain yang gagal menjawab benar/kalah cepat menjawab benar mengambil kedua kartu yang ditampilkan.
  4. Permainan dilanjutkan sesuai dengan arah putaran jarum jam, sehingga satu pemain berturun-turut bertanding pertama dengan yang duduk di sebelah kanannya, lalu dengan yang di sebelah kirinya.
  5. Pemain yang pertama habis kartunya menang, dan pemain yang terakhir habis kartunya kalah.

Contoh Permainan

  1. Empat siswa bermain: Niluh duduk di utara, Aksan di timur, Pa’i di selatan, Fitri di barat. Masing-masing siswa memegang 3 kartu.
  2. Niluh dan Aksan jalan pertama. Niluh mengeluarkan kartu 7, Aksan mengeluarkan kartu 3. 3×7=21.
  3. Niluh pertama menjawab 21, Aksan harus mengambil kedua kartu yang ada, kartu 3 dan kartu 7.
  4. Aksan lanjut bertanding melawan Pa’i. Aksan mengeluarkan kartu 5, Pa’i mengeluarkan kartu 6.
  5. Pa’i pertama menjawab 30. Aksan kembali harus mengambil kedua kartu.
  6. Pa’i lanjut bertanding melawan Fitri dst hingga tinggal satu orang yang memegang seluruh kartu.
Siswa-siswa SDN Trans Batui 5 bertanding perkalian dengan kartu-kartu angka

Siswa-siswa SDN Trans Batui 5 bertanding perkalian dengan kartu-kartu angka

Pembelajaran yang Diterapkan

Metode Alternatif

  • Bisa juga ditambahkan lambang benda sejumlah angka yang ingin dituliskan sehingga kartu tersebut bisa digunakan untuk melatih penjumlahan/pengurangan siswa kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3).
  • Apabila ingin praktis, bisa juga menggunakan kartu remi untuk bermain. Namun sebaiknya kartu ini tidak digunakan apabila bermain kartu remi memiliki konotasi yang terlalu erat dengan judi.
  • Bisa juga siswa diminta untuk tidak membuka kartu sebelum gilirannya bertanding sehingga kedua siswa yang bertanding pertama tahu angka yang dikalikan pada waktu yang sama.
  • Untuk melatih kemampuan motorik halusm, ajak murid untuk ikut membuat kartu tersebut.

Pendidikan karakter yang disisipkan

  • Siswa belajar berkompetisi secara jujur: menampilkan kartu secara jelas dan mengakui kalau dirinya kalah cepat.
  • Siswa belajar berstrategi: ketika memilih kartu untuk ditampilkan, sudah sembari mengingat hasil-hasil perkalian dengan bilangan tersebut.

Tips

Lebih baik jika siswa yang bermain dalam satu ronde memiliki rentang kemampuan perkalian yang tidak terlalu jauh. Jika terlalu jauh, anak yang kalah terus bisa jadi mutung dan justru tidak mau melanjutkan permainan sementara dia yang paling perlu tambahan latihan perkalian sementara anak yang menang pertama terus akan menganggur ketika menunggu dua pemain terlemah selesai.

Revisions

No comments yet.

Leave a Reply