Mengekspresikan Pikiran dan Perasaan dengan Menulis Surat

Abstrak

Mengungkapkan dan bisa dengan apa saja. Yang paling penting adalah seseorang mampu mengungkapkannya melalui media yang tepat dan memiliki dapak positif bagi kognitif, afektif, dan konatifnya.

Latar Belakang

Kondisi Siswa

Sering kali guru melihat perilaku siswa yang “aneh” tanpa tahu apa maksudnya. Sikap tersebut ditemui terutama pada anak-anak yang sering mengalami kekerasan baik di dalam maupun di luar rumah. Sikap tersebut juga bisa jadi merupakan imitasi dari apa yang mereka alami. Tidak heran anak-anak yang hidup dalam masyarakat yang biasa memberi contoh kekerasan akan mempraktikkan kekerasan pula dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan.

Surat yang ditulis oleh Arnita, siswa kelas 4, untuk Pak Yuri

yang ditulis oleh Arnita, siswa kelas 4, untuk Pak Yuri

Sering kali pula orang tua atau guru memberi label seorang siswa dengan cap negatif misalnya nakal, bandel, kurang ajar, tidak sopan, dan sebagainya. Padahal boleh jadi siswa tersebuthanya tidak tahu cara yang tepat untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka.

Salah satu cara mengekspresikan pikiran dan perasaan adalah melalui tulisan. Nah, tulisan bagaimanakah yang mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan anak-anak?

Latar Belakang Penyampaian Materi

Mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan tulisan terdapat di Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK KD) mulai dari kelas III sampai IV.

Alat dan Bahan

  1. Kertas
  2. Pulpen, pensil
  3. Pensil warna, spidol
  4. Gambar/foto seseorang yang akan dikirimi surat

Metode

Guru bisa memilih metode apapun untuk mengenalkan cara mengekspresikan pikiran dan perasaan. Cara yang saya lakukan terhadap murid-murid saya di SDN Matutuang, Kab. Sangihe  adalah dengan memfasilitasi rasa rindu mereka terhadap guru Pengajar Muda yang pernah menemani mereka selama satu tahun di Pulau Matutuang. Rasa rindu tersebut terungkap dari pembicaraan mereka yang selalu bercerita mengenai masa-masa indah bersama Pak Yuri, sebutan akrab para siswa kepada Yuri Alfa Centauri, Pengajar Muda angkatan 2 di SDN Matutuang.

Langkah-langkah

Tidak semua anak di SD kami bisa menuliskan pikirannya dalam surat. Karena itu, saya sebagai guru perlu melakukan persiapan dan ‘pemanasan’ sebelum mengajak mereka surat. Berikut ini adalah langkah-langkah saya dalam mengajak siswa mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui surat:

  1. Guru menjelaskan pada siswa tentang komunikasi (apa itu komunikasi, manfaat, cara, media).
  2. Guru memfokuskan penjelasan pada tujuan komunikasi yang salah satunya adalah mengungkapkan pikiran dan perasaan. Mengungkapkan pikiran misalnya: setuju/tidak setutu, tahu/tidak tahu, paham/tidak paham. Sedangkan perasaan misalnya: suka/tidak suka, senang/tidak senang, marah/tidak marah, kangen/tidak kangen. Dengan begitu anak-anak akan bisa membedakan antara pikiran dan perasaan.
  3. Saya menyakan kepada siswa (secara lisan) bagaimana perasaan mereka terhadap Pak Yuri ( atau subyek lain, sesuai kebutuhan) dan harapan apa yang mereka sampaikan kepada Pak Yuri
  4. Setelah itu, saya meminta anak untuk mengungapkan pikiran dan perasaan mereka yang dituangkan ke dalam secarik kertas. Ungkapan perasaan dan pikiran tersebut boleh berupa tulisan, gambar, atau kombinasi keduanya. Tulisan bisa berupa , prosa, puisi, pantun, dan sebagainya.

Lesson Learned

Dengan cara menulis surat, siswa belajar untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka secara positif. Hal ini bisa menjadi pembelajaran bagi mereka bahwa tidak seharusnya dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan itu dengan menggunakan kekerasan.

Dengan demikian diharapkan kekerasan dapat berkurang. Selain itu, anak-anak secara tidak sadar belajar untuk melakukan sesuatu yang hasilnya untuk orang lain. Jika dilakukan terus menerus, kemampuan anak untuk menulis juga akan melejit.

Revisions

No comments yet.

Leave a Reply