Panggung Boneka Jari, Metode Berbagi Cerita Siswa Melalui Dongeng

Abstraksi

adalah salah satu alternatif metode penyampaian materi yang mudah diterima oleh siswa. Lewat metode siswa mampu menangkap isi/materi yang disampaikan guru, tentunya hal ini dengan semaksimal mungkin melibatkan imajinasi siswa. Lantas, bagaimana jika yang mendongeng dan yang adalah siswa?

Inilah proses pelibatan imajinasi secara kompleks di mana siswa dituntut bisa menciptakan sebuah dongengnya sendiri (dalam bentuk tertulis) lalu mendongengkannya (secara lisan) kepada teman-temannya di kelas dengan alat bantu . Bagi siswa yang mendapat bagian sebagai pendengar, mereka juga dapat melibatkan imajinasinya sendiri dalam hal menerjemahkan dongeng yang disampaikan temannya. Dalam Bahasa Indonesia kegiatan ini telah memenuhi standar kompetensi pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu: , mendengar dan .

Latar Belakang

Panggung Boneka Jari, Metode Berbagi Cerita Siswa Melalui Dongeng - Ruang Belajar - Indra Kurniawan (1)Kondisi Kelas

Kelas 5 SDN 57 Ketam Putih, Bengkalis memiliki siswa 25 orang. Kelas ini bisa dibilang sebagai kelas yang sangat aktif. Di dalam kelas guru dituntut punya keahlian khusus untuk mengelola kelas terutama untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Karena dengan situasi belajar yang “tidak biasa” siswa dengan tidak sadar dapat mengendalikan kegaduhannya di dalam kelas. Selain itu banyaknya siswa yang memiliki kemampuan untuk berani tampil di depan bisa dijadikan alternatif untuk menciptakan suasana belajar yang berbeda dari biasanya. Tentunya terkait dengan metode belajar seperti ini (mendongeng dengan boneka jari).

 Latar Belakang Penggunaan Metode

Metode ini digunakan dalam rangka untuk menindaklanjuti terlaksananya standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Indonesia yaitu: Mendengarkan, Berbicara dan Menulis. Guru dalam kegiatan ini ingin menilai seberapa jauh siswa sudah memiliki standar kompetensi tersebut. Sehingga kegiatan ini melibatkan siswa sepenuhnya dalam penilaiannya. Adapun untuk menilai standar kompetensi tersebut dapat diklasifikasikan pada: Menulis dan Berbicara (untuk pendongeng) dan Mendengarkan (untuk audiens).

Teori/Penjelasan Materi

Metode pengajaran ini sifatnya mencakup beberapa standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang antara lain: Menulis, Mendengarkan, dan Berbicara. Namun dasar pemikiran terciptanya metode pengajaran ini berawal dari SK: , perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, undangan dan dialog tertulis pada KD: Menuliskan karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pemilihan kata dan penggunaan ejaan. Meskipun dalam pelaksaannya sendiri SK-KD tersebut dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tercipta metode pengajaran seperti ini.

Materi

Panggung Boneka Jari, Metode Berbagi Cerita Siswa Melalui Dongeng - Ruang Belajar - Indra Kurniawan (1)Langkah pertama

Guru dapat membuat dengan menggunakan kardus bekas yang dipotong bagian depan serta belakangnya. Bagian depan digunakan untuk melihat pertunjukan dan bagian belakang untuk memasukkan tangan dan menggerakkan tangan si pendongeng. Lalu kardus yang sudah terpotong dapat dihias sedemikian rupa sesuai kebutuhan. Siapkan boneka jari. Kebanyakan boneka jari yang ada di toko adalah karakter binatang. Boneka jari juga bisa dibuat sendiri oleh guru atau bersama-sama dengan murid sebagai bagian dari pelajaran keterampilan.

Langkah Kedua

Siswa diberi tugas untuk menulis ceritanya sendiri. Tanpa membuat batasan, biasanya siswa seusia kelas 5 dengan sendirinya menulis cerita atau cerita tentang binatang, meskipun ada satu atau dua siswa menulis cerita lain (cerita tentang manusia, persahabatan, keluarga dll). Setelah selesai menyelesaikan tugas menulis cerita, guru menyampaikan kepada siswa bahwa cerita tersebut harus diceritakan kepada teman yang lain di depan kelas. Guru memberi pengarahan kepada siswa bahwa untuk menyampaikan cerita tersebut bisa menggunakan alat yang sudah disediakan oleh guru yaitu panggung boneka jari dan boneka jarinya sendiri.

Langkah Ketiga

Beri kesempatan kepada siswa secara acak untuk menceritakan hasil karangannya. Jika tidak ada siswa yang mau tampil duluan (biasanya siswa masih malu-malu), tunjuk siswa yang sudah terbiasa dengan dunia panggung atau yang terbiasa tampil di depan kelas. Setelah ada satu siswa yang berani tampil dengan sendirinya siswa yang lain akan mengikuti.

Lesson Learned

Pendidikan Karakter yang Disisipkan

Siswa berani untuk menampilkan hasil karyanya sendiri di depan teman-temannya. Siswa diajarkan untuk menghargai hasil karyanya sendiri dan juga hasil karya teman-temannya yang sudah ditampilkan di depan. Selain itu siswa juga dapat menambah database cerita dalam pikirannya dari portofolio yang dimiliki teman-temannya, terutama yang sudah disampaikan di depan kelas.

Revisions

No comments yet.

Leave a Reply