Revision 4599 is a pre-publication revision. (Viewing current revision instead.)

Ada “Bioskop XXI” di Desaku

Abstraksi

“Ada XXI di Desaku” merupakan sebuah simulasi sederhana berupa kegiatan nonton bersama. Tujuan diadakannya  “Ada Bioskop XXI di Desaku” adalah mengenalkan sebuah tempat hiburan umum bernama bioskop kepada anak-anak di Desa Marwat, Kec. Longkali, Paser.
Tiket masuk Bioskop XIX Desa Marwat

masuk Desa Marwat

Kegiatan ini pada awalnya merupakan salah satu program kerja dari pengurus Desa. Karena belum memiliki gedung permanen yang berlistrik, maka atas kesepakatan bersama kami meminjam tempat di sekolah kami, SDN 019 Longkali. Pengurus Desa Marwat itu unik lho. Mereka bukanlah orang-orang dewasa ataupun perangkat desa. Mereka adalah para siswa SMP dari Desa Marwat. Mengambil waktu di luar jam sekolah (sebelum ekstrakurikuler Pramuka), kegiatan ini pun akhirnya diikuti tidak hanya oleh pengurus Desa, melainkan juga murid-murid SD.
Ini tiket bioskopku

Ini tiket bioskopku

Latar Belakang

Menonton bioskop masih menjadi hal yang belum pernah terpikirkan oleh anak-anak di Desa Marwat. Mengajak mereka ke kota terdekat yang ada bioskopnya juga tidak mungkin karena jaraknya jauh ditambah lagi tiket bioskop yang tidak murah. Nah, berawal dari niat ingin mengadakan "", jadilah konsep simulasi “pergi ke bioskop” ini. Kalau di perkotaan ada Theater XXI, di sini ada Bioskop XIX (angka romawi XIX diambil dari nomor SD, yaitu SDN 019) yang siap jadi saingan :mrgreen: .

Kegiatan

Alat dan Bahan

  1. Kertas dan alat tulis : untuk membuat tiket bioskop
  2. Gunting : untuk menggunting tiket masuk
Antre masuk bioskop

masuk bioskop

Langkah

  1. Membuat tiket masuk bioskop. Bentuknya bebas. Tapi karena ini simulasi, saya membuat tiket bioskop yang mirip dengan tiket bioskop sesungguhnya.
  2. Menunjuk 2 orang yang berperan sebagai "petugas bioskop". Satu orang sebagai pemotong tiket, satu orang sebagai penunjuk bangku.
  3. Para calon penonton dibariskan dengan rapi di luar kelas, dan kedua petugas sudah siap di depan pintu (untuk pemotong tiket) dan di balik pintu (untuk penunjuk bangku).
  4. Tiket “dibeli” bukan dengan uang, namun dengan lagu wajib nasional atau lagu daerah perorang.

Lesson Learned

Sebelum memulai aktivitas “membeli” tiket, terlebih dulu para calon penonton dikumpulkan di luar kelas dan diberi pengantar tentang apa yang disebut dengan bioskop, mengapa perlu beli tiket, dengan apa bisa mendapatkan tiket, dan sebagainya. Satu pelajaran yang didapatkan adalah mereka jadi mengetahui gambaran tentang bioskop. Pendidikan karakter yang ditanamkan antara lain adalah memupuk nilai-nilai nasionalisme dengan “tiket” lagu nasional/daerah, tanggungjawab terhadap peran masing-masing, dan mengantre dengan tertib.
Petugas penjaga pintu masuk Bioskop XIX menggunting tiket masuk

Petugas penjaga pintu masuk Bioskop XIX menggunting tiket masuk

Catatan dan Saran

  1. Mekanisme “beli” tiket bisa diganti dengan apapun yang diinginkan sesuai kesepakatan, misalnya sebuah buku, alat tulis, kado silang, dan lain-lain.
  2. Kegiatan bisa dilakukan pada jam sekolah maupun bukan di jam sekolah.
  3. Kegiatan menonton ini juga bisa dijadikan sebagai hadiah atau atas suatu usaha yang dilakukan anak-anak (misalnya hadiah setelah kerja bakti).

Revisions

Revision Differences

There are no differences between the April 9, 2013 @ 20:53:10 revision and the current revision. (Maybe only post meta information was changed.)

One Response to “Ada “Bioskop XXI” di Desaku”

  1. Kado ulang tahun 7 October 2013 at 14:05 #

    Setuju dengan sarannya, mekanisme “beli” tiket dapat diganti yang lain. Misalkan kado silang…. kado sederhana tapi unik juga bisa diterapkan. 🙂
    Semangat untuk para relawan indonesia mengajar.

Leave a Reply