Yuk Jadi Arsitek Cilik! Aplikasi Konsep Skala dalam Bangun 3 Dimensi

Abstraksi

Siapa yang ingin jadi ? Membuat -bangunan unik yang bermanfaat. Yuk kita belajar menjadi cilik. Siapa tahu dari ujung utara Pulau Bengkalis ini lahir -arsitek handal.

Latar Belakang

Bagi murid-murid saya, terkadang konsep belajar masih terlalu abstrak. Mereka bertanya-tanya apa gunanya belajar antara gambar dan kenampakan asli? Nah, dengan belajar membuat , mereka akan dengan mudah memahami manfaat belajar dan perbandingan dalam kehidupan sehari-hari.

Kondisi Kelas

Siswa kelas 5 SDN 25 Bantan Air, Kab. Bengkalis, Riau, berjumlah 12 orang, terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Suku bervariasi, yaitu Melayu, Jawa, dan Suku Asli. Daya serap siswa bervariasi, ada yang mudah menangkap hal abstrak, ada juga yang perlu pembelajaran yang konkret.

Latar Belakang Penggunaan Metode

Metode project-based learning ini (belajar dengan melaksanakan proyek) dilakukan agar siswa mampu mengaplikasikan ilmu yang terkesan abstrak sehingga siswa lebih mudah memahami konsep penggunaan perbandingan dan skala. Selain itu, melalui kegiatan ini ada 2 Kompetensi Dasar yang bisa dicapai, yaitu tentang perbandingan dan .

Seorang siswi membuat maket dengan skala

Seorang siswi membuat maket dengan skala

Teori/Penjelasan Materi

Skala

Skala adalah perbandingan antara ukuran pada gambar dengan ukuran asli. Dalam kehidupan sehari-hari, pembuatan denah, peta, maket merupakan contoh penggunaan konsep skala. yang memanfaatkan prinsip ini adalah kartografer, geolog, desainer, arsitek, dan sebagainya.

Bangun Ruang

Bangun ruang adalah bangun tiga dimensi yang memiliki isi atau volume. Banyak benda sehari-hari yang berbentuk bangun ruang, misalnya lemari, televisi, gelas, kaleng susu, dan lain-lain.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ini juga relatif mudah didapat, bahkan bisa memanfaatkan barang bekas yang ada di sekitar. Ini adalah barang-barang yang kami gunakan:

  1. Kardus bekas air mineral atau mie instan.
  2. Kertas manila
  3. Lem kertas
  4. Kawat bunga
  5. Kertas crepe atau kertas berwarna untuk menghias
  6. Pensil
  7. Penggaris 30 cm
  8. Gunting
  9. Pisau pemotong (cutter)
  10. Alat warna
  11. Selotip

Langkah-Langkah

  1. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang. Usahakan kemampuan tiap siswa dalam kelompok merata. Katakan bahwa tim yang terbentuk adalah tim arsitek cilik yang mendapat tugas untuk membangun bangunan tertentu.
  2. Guru membagikan kartu yang berbeda untuk tiap kelompok. Contoh dapat diunduh di sini: Soal Proyek Skala
  3. Guru meminta siswa mengambil paket alat dan bahan yang sudah dipilah untuk tiap kelompok.
  4. Guru mempersilakan siswa untuk menghitung skala kemudian langsung mengerjakan proyeknya.
  5. Siswa diperbolehkan menghias maketnya seindah mungkin. Biarkan siswa berkreasi dengan bahan-bahan yang mereka miliki.
  6. Guru mengawasi proses pembelajaran siswa untuk melihat dinamika di setiap kelompok.

Lesson Learned

Pendidikan Karakter yang Disisipkan

Melalui kegiatan ini siswa dapat belajar bekerja sama dalam tim, belajar mendelegasikan tugas (percaya kepada rekan satu tim), belajar memecahkan masalah (misalnya saat salah melakukan pengukuran sehingga bahan yang dimiliki kurang), dan berkontribusi sesuai kemampuan yang dimiliki (misalnya, siswa yang memiliki bakat seni berkontribusi mendekorasi maket agar tampak indah).

Catatan Personal

Melalui kegiatan ini saya dapat mengamati karakter tiap siswa. Misalnya, siswa yang bisa bekerjasama, siswa yang memiliki inisiatif tinggi untuk kepentingan tim, siswa yang lebih fokus bekerja sendiri, siswa yang berorientasi pada penyelesaian tugas, dan sebagainya.

Saya berpikir, sebaiknya dalam proses seperti ini guru mendokumentasikan perilaku siswa yang tampak (observable behavior) untuk memetakan karakter siswa. Selain dapat digunakan untuk menentukan nilai siswa, dokumentasi ini juga bermanfaat untuk menentukan cara kerja efektif bagi tiap siswa.

Revisions

No comments yet.

Leave a Reply