Panggung Majapahit

Abstraksi

Pelajaran IPS, khususnya bagian sejarah bisa jadi sangat rumit bagi para siswa. Hal ini dikarenakan banyaknya tokoh, tanggal, peristiwa, dan pelbagai peninggalan sejarah yang perlu diketahui oleh mereka. Memahami suatu peristiwa sejarah bisa dilakukan dengan bermain peran layaknya tokoh-tokoh sejarah. Dengan metode role play, pelajaran sejarah bisa menjadi sangat menyenangkan dan lebih bisa terserap dengan baik karena siswa harus memahami dan menjiwai terlebih  dahulu perannya sebelum mementaskannya.

Latar Belakang

Bagi kelas 5 di sekolah tempat saya mengajar (SDN 3 Rambang, Kab. Muara Enim, Sumatera Selatan), materi peninggalan sejarah kerajaan , Budha, dan Islam cukup sulit untuk diserap. Siswa mengeluhkan terlalu banyak tokoh dan kerajaan di dalamnya. Terkadang ingatan mereka tertukar antara nama raja dengan kerajaannya, begitu pun dengan peristiwa sejarah kerajaan-kerajaan itu.

Letri berperan sebagai Patih Gajah Mada dan Imam berperan sebagai Kalagemet (Jayanegara)

Letri berperan sebagai Patih Gajah Mada dan Imam berperan sebagai Kalagemet (Jayanegara)

Oleh karena hal tersebut, dalam pelajaran ini saya mencoba metode bermain peran untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap sejarah kerajaan apabila mereka memerankan sendiri tokoh-tokoh tersebut. Siswa yang memerankan tokoh akan berada di panggung dan ditonton oleh teman-teman lainnya. Pertunjukkan seperti ini bagi penonton seperti halnya menonton film. Mereka bisa ingat alur ceritanya dan bahkan nama-nama tokohnya. Sebagai eksperimen saya membuat naskah sederhana dari Kerajaan Hindu terbesar yaitu .

Kondisi Kelas

Jumlah siswa 10 orang, namun kelas yang lebih besar pun bisa menerapkan metode ini dengan membagi siswa ke dalam tokoh-tokoh yang berbeda  secara kelompok. Saat kelompok pertama tampil, yang lain menjadi penonton.

Latar Belakang Penggunaan Metode

Siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan menghapal pelbagai peristiwa sejarah serta kronologis terkait kerajaan Hindu, Budha, dan Islam yang ada di apabila materi hanya disampaikan dengan metode ceramah. Dengan siswa memerankan secara langsung dan berdialog layaknya tokoh-tokoh kerajaan tersebut, diharapkan siswa lebih mampu menyerap pelajaran.

Latar Belakang Penyampaian Materi

Materi yang akan disampaikan adalah Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini dipilih karena termasuk kerajaan yang memiliki banyak tokoh di dalamnya dan penting dalam catatan sejarah Indonesia karena merupakan kerajaan Hindu terbesar. Materi kerajaan lain pun sebetulnya bisa divariasikan dalam permainan peran asalkan mempunyai alur yang mengalir dan banyak bukti sejarahnya. Metode bermain peran ini sulit diterapkan untuk kerajaan yang sedikit meninggalkan jejak sejarah seperti Kutai.

Kerajaan Majapahit

Raden Wijaya - Pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit

– Pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit

Berikut adalah materi Kerajaan Majapahit sebagaimana disadur dari Susilaningsih dan Limbong (2008) 1.

Majapahit adalah puncak kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia. Kerajaan Majapahit terletak di Hutan Tarik dekat delta sungai Brantas, Mojokerto, Jawa Timur. Sejarah Majapahit dapat kita telusuri  dengan membahas raja-raja yang memerintah di kerajaan itu.

Raden Wijaya adalah seorang keturunan penguasa Singasari. Ketika Singasari diserang oleh Jayakatwang dari Kediri, Raden Wijaya berhasil meloloskan diri ke Madura. Beliau minta bantuan Wiraraja. Wiraraja menganjurkan supaya Raden Wijaya kembali ke Kediri, berpura- pura mengabdi kepada Jayakatwang. Sebagai imbalan Jayakatwang menghadiahkan daerah hutan Tarik kepada Raden Wijaya.

Raden Wijaya bergabung dengan pasukan Kubilai Khan dari Cina menyerang Jayakatwang. Pasukan Jayakatwang berhasil dikalahkan. Raden Wijaya mengatur siasat untuk mengusir pasukan Cina. Diadakan pesta kemenangan secara besar-besaran. Ketika tentara Cina terlena dalam kemabukan, anak buah Raden Wijaya menyerang mereka. Banyak pasukan Cina terbunuh. Hanya sebagian kecil yang berhasil melarikan diri kembali ke Cina. Raden Wijaya kemudian menjadi raja pada tahun 1294, dengan gelar Kertarajasa Jayawardana. Raden Wijaya memerintah selama 16 tahun.

Aria Wiraraja, Adipati Madura, menolong Raden Wijaya

Aria Wiraraja, Adipati Madura, menolong Raden Wijaya

Aria Wiraraja menolong Raden Wijaya

Aria Wiraraja menolong Raden Wijaya

Jayakatwang memberikan Hutan Tarik kepada Raden Wijaya

Jayakatwang memberikan Hutan Tarik kepada Raden Wijaya

Pertempuran Tentara Jayakatwang Lawan Gabungan Pasukan Kubilai Khan & Raden Wijaya

Pertempuran Tentara Jayakatwang Lawan Gabungan Pasukan Kubilai Khan & Raden Wijaya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemerintahan Jayanegara (1309-1328)

Raden Wijaya digantikan oleh puteranya, Kalagemet. Kalagemet adalah putra Raden Wijaya dan putri Melayu, Dara Petak. Setelah menjadi raja, Kalagemet bergelar Sri Jayanegara. Pada saat Jayanegara menjadi raja, sering terjadi pemberontakan, antara lain pemberontakan Ranggalawe, , , dan Kuti.

Raden Wijaya menyerahkan tahta Majapahit kepada putranya, Kalagement

Raden Wijaya menyerahkan tahta Majapahit kepada putranya, Kalagement

Gajah Mada mengawal Kalagemet (Jayanegara)

Gajah Mada (Panglima Pasukan Bayangkari) mengawal Kalagemet (Jayanegara)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemberontakan Kuti sangat berbahaya. Akibat pemberontakan itu, Jayanegara melarikan diri ke Badander. Jayanegara dikawal oleh pasukan Bayangkari yang dipimpin oleh Gajah Mada. Berkat pengawalan pasukan Bayangkari, raja selamat dari pemberontakan Kuti. Berkat bantuan Gajah Mada, Jayanegara dapat merebut kembali tahta Majapahit. Atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih di Kahuripan. Dua tahun kemudian, Gajah Mada diangkat menjadi patih di Daha.

Pemerintahan Tribuwanatunggadewi (1328-1350)

Jayanegara memerintah sampai tahun 1328. Beliau wafat tanpa meninggalkan putra. Seharusnya, Jayanegara digantikan oleh Rajapatni (Gayatri). Namun, karena Rajapatni hidup membiara, pemerintahan diserahkan pada putrinya, Sri Gitarja.

Gajah Mada mengabdi kepada Sri Gitarja

Gajah Mada mengabdi kepada Sri Gitarja

Ketika menjadi ratu, Sri Gitarja bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani. Pada masa itu terjadi pemberontakan Sadeng. Gajah Mada diangkat menjadi pejabat perdana menteri (maha patih) Majapahit menggantikan Arya Tadah yang sedang sakit.

Sumpah Palapa Gajah Mada

Sumpah Palapa Gajah Mada

Gajah Mada ditugasi memimpin penumpasan pemberontakan Sadeng. Gajah Mada berhasil melaksanakan tugas itu. Beliau diangkat menjadi maha patih. Saat dilantik, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Dalam sumpah itu tersirat cita-cita Gajah Mada mempersatukan Nusantara. Adapun yang dimaksud dengan Nusantara ketika itu adalah Hasta Dwipa Nusantara (delapan pulau), yaitu Malaka, Sumatra, Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Sunda Kecil (Nusa Tenggara), Maluku, dan Irian (Gurun).

Untuk mewujudkan cita-cita itu, Gajah Mada membangun armada laut. Karena memiliki angkatan laut yang kuat, Kerajaan Majapahit dikenal sebagai kerajaan . Pimpinan armada laut dipercayakan kepada . Dengan armada yang kuat, Majapahit berhasil menaklukkan Dompo pada tahun 1340 dan Bali pada tahun 1343.

Pemerintahan Hayam Wuruk (1334-1389)

Rajapatni (Gayatri) wafat pada tahun 1350. Setelah ibundanya wafat, Ratu Tribuwanatunggadewi menyerahkan tahta Majapahit kepada putranya, Hayam Wuruk. Ketika naik tahta Hayam Wuruk baru berusia 16 tahun. Setelah naik tahta Hayam Wuruk bergelar Sri Rajasanegara.

Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mengalami zaman keemasan. Hayam Wuruk didampingi oleh Patih Gajah Mada. Hayam Wuruk menjadi raja Majapahit yang paling besar. Gajah Mada meneruskan cita-citanya. Satu per satu kerajaan di Nusantara dapat ditaklukkan di bawah Majapahit. Wilayah kerajaannya meliputi hampir seluruh wilayah Nusantara sekarang, ditambah Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu.

Pada masa itu, Majapahit menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan di daratan Asia Tenggara seperti India, Muangthai, Kamboja, dan Cina. Dengan kemajuan hubungan itu, perdagangan dan pelayaran Kerajaan Majapahit semakin maju. Bandar-bandar Majapahit seperti Ujung Galuh, Tuban, Gresik, dan Pasuruan ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Cina, India, dan Persia.

Selain berkembang menjadi kerajaan maritim yang besar, Majapahit juga menjadi kerajaan agraris yang maju. Hayam Wuruk membangun waduk dan saluran irigasi untuk mengairi lahan pertanian. Beberapa jalan dan jembatan penyeberangan juga dibangun untuk mempermudah lalu lintas antardaerah. Hasil pertanian Majapahit antara lain beras, rempahrempah, kapas, sutera, dan hasil-hasil perkebunan.

Hayam Wuruk juga memperhatikan kegiatan kebudayaan. Hal ini terbukti dengan banyaknya candi yang didirikan dan kemajuan dalam bidang sastra. Candi-candi peninggalan Majapahit, antara lain Candi Sawentar, Candi Sumberjati, Candi Surawana, Candi Tikus, dan Candi Jabung.

Karya sastra yang terkenal pada masa Kerajaan Majapahit ialah Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca dan Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam kitab Negarakertagama terdapat istilah Pancasila. Sedangkan di dalam Sutasoma terdapat istilah Bhinneka Tunggal Ika.

Peta Kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia

Peta Kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia

Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, terjadi Perang Bubat. Perang Bubat terjadi antara Kerajaan Majapahit dan
Kerajaan . Hayam Wuruk bermaksud mempersunting Diyah Pitaloka (Ciptaresmi), putri Raja Pajajaran. Pihak Majapahit mengirim utusan untuk melamar. Pihak Pajajaran dan utusan tersebut membuat kesepakatan. Isinya Raja Majapahit tidak melamar ke Istana Pajajaran, tetapi di perbatasan kedua kerajaan, yaitu di Desa Bubat.

Raja Pajajaran memimpin secara langsung rombongan putrinya ke Desa Bubat. Patih Gajah Mada mempunyai rencana lain. Gajah Mada memaksa Raja Pajajaran yang sudah ada di Desa Bubat untuk mempersembahkan putrinya sebagai upeti kepada Raja Hayam Wuruk. Permintaan itu ditolak oleh raja Pajajaran, sehingga terjadi perang besar di Desa Bubat. Seluruh rombongan Kerajaan Pajajaran, termasuk raja dan puterinya tewas.

Hayam Wuruk tidak berkenan atas tindakan Gajah Mada. Sejak peristiwa itu, hubungan keduanya renggang. Gajah Mada wafat pada tahun 1364 M. Sedangkan Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389. Setelah dua tokoh ini wafat, Majapahit mengalami kemunduran.

Kusumawardhani- (1389-1429)

Sepeninggal Hayam Wuruk, terjadi perebutan kekuasaan di Majapahit. Pengganti Hayam Wuruk adalah Kusumawardhani yang bersuamikan Wirakramawardhana. Wirakramawardhanalah yang memimpin Majapahit tahun 1389-1429. Bhre Wirabumi (anak selir Hayam Wuruk) diberi kekuasaan di Blambangan. Menurut , dirinya yang berhak menjadi raja di Majapahit. Pada tahun 1401-1406 terjdi perang saudara di Paregreg. Bhre Wirabumi terbunuh dalam perang itu. Tumbuhlah benih persengketaan berlarut-larut di antara keturunan Hayam Wuruk. Pada tahun 1429 Wirakramawardana. wafat.

Wirakramawardana digantikan oleh Suhita. Suhita digantikan oleh Bhre Tumapel Kertawijaya. Beliau hanya empat tahun memerintah. Pengganti berikutnya adalah Bhre Pamotan yang bergelar Srirajasawardhana. Bhre Pamotan memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit ke Kahuripan untuk menghindari pertentangan keluarga. Bhre Pamotan wafat pada tahun 1453 dan tidak ada penggantinya. Baru pada tahun 1456, muncul Bhre Wengker yang bergelar Girindra Wardhana. Pertentangan keluarga kerajaan Majapahit terus berlanjut sampai pemerintahan Ranawijaya. Pada tahun 1522, Majapahit dikuasai oleh Demak.

Metode

Dengan menggunakan metode drama/ bermain peran ( role play ), maka guru perlu menyiapkan naskah sederhana yang akan dipelajari siswanya terlebih dahulu. Sebaiknya dari materi yang cukup banyak tadi bisa dituangkan ke dalam naskah yang mudah dimengerti anak-anak. Buatlah dialog maupun monolog singkat untuk setiap tokoh supaya drama tidak sekedar narasi saja dan siswa bsa berperan dengan maksimal.

Persiapan

  1. Demi menunjang performa yang lebih baik, sebaiknya dilakukan pembuatan kostum dan properti yang menunjang drama panggung Majapahit ini. Ajak anak-anak untuk brekreasi dengan bahan-bahan sederhana dan mudah dijumpai. Persiapan ini bisa disisipkan pada pelajaran SBK. Jangan lupa membuat kartu nama tokoh yang diperankan untuk dipakai oleh siswa supaya mereka bisa cepat menghapalnya dan masing-masing tahu peran teman-temannya.
  2. Penentuan peran untuk masing-masing anak sebaiknya diundi supaya adil. Hal ini untuk menghindari perselisihan diantara mereka karena ingin tokoh yang keren, dan sebagainya. Di kelas saya, jika tidak diundi, siswa tidak ada yang mau jadi Raden wijaya karena di tengah-tengah harus mati.
  3. Pembagian naskah perlu dilakukan sebelum hari H supaya anak-anak bisa mempelajarinya.
  4. Buat satu sesi latihan bisa disisipkan pada saat pelajaran Bahasa Indonesia terkait kemampuan membaca dan mementaskan drama. Sesi ini penting supaya mereka sama-sama mengetahui alur cerita, kapan harus muncul ke panggung, blocking, serta kapan harus berganti kostum bagi yang mendapatkan peran ganda.
  5. Panggung diset sedemikian rupa dari meja-meja yang digabungkan.
  6. Guru sebagai narator untuk mengatur alur cerita
  7. Sebelum mulai, guru memberikan instruksi untuk memerankan dengan baik dan menyimak jalan cerita Panggung Majapahit
  8. Apabila jumlah siswa sedikit dan tidak ada penonton, bisa bekerja sama dengan guru di kelas lain supaya siswanya diarahkan menjadi penonton, tentunya mereka juga diberi tugas yang sesuai dengan pelajarannya. Misalnya penonton dari siswa kelas IV yang sedang mempelajari drama.
  9. Estimasi waktu untuk pertunjukkan Panggung Majapahit ini adalah 30-35 menit.
  10. Setelah selesai, guru dan penonton memberikan apresiasi terhadap siswa atas kerja keras dan keberanian mereka tampil di depan umum.
  11. Penonton dan guru memberi masukan terhadap penampilan
  12. Guru membagi siswa ke dalam kelompok untuk mendiskusikan kekurangan dan kelebihan dari pertunjukkan tadi sebagai bahan evaluasi.
  13. Untuk memudahkan siswa menghapal dan membedakan kerjaaan-kerajaan Hindu, Budha atau Islam serta supaya kisahnya/tokohnya tidak tertukar, sebaiknya dibuat juga display di kelas yang merangkum materi tersebut. Contoh display yang saya buat sebagaimana di gambar. Kertas warna untuk membedakan mana yang kerajaan Islam, Budha dan Hindu.

Evaluasi

Setelah melakukan diskusi kelompok dan mempresentasikannya di depan forum, guru mengulas kembali materi Majapahit secara umum. Setelah itu, guru memberikan kertas kerja individu berisi soal-soal sesuai SKKD pada materi Kerajaan Majapahit yang sudah mereka tampilkan. Dari proses ini bisa dilihat sejauh mana pemahaman siswa dan daya tangkapnya terhadap materi. Perlu juga diberikan pertanyaan-pertanyaan terkait sistem bermain peran dalam pelajaran IPS. Hal ini untuk melihat sejauh mana tanggapan mereka terhadap metode ini.

Lesson Learned

Pembelajaran ini dibuat supaya ssiwa lebih senang dalam mempelajari IPS. Terlihat siswa sangat senang dalam memerankan tokoh-tokoh Majapahit, namun masih ada sedikit ketidakseriusan karena terlalu banyak tertawa-tawa. Hal ini bisa dikurangi dengan latihan yang lebih serius.

Pendidikan Karakter yang Disisipkan

  1. Keberanian untuk tampil di depan umum
  2. Rasa percaya diri  serta kreativitas dalam berperan
  3. Belajar bertanggung jawab atas peran yang sudah diberikan serta saling menghormati peran teman-temannya

Kesimpulan

Metode ini sukses membuat siswa mampu menceritakan kembali sejarah Kerajaan Majapahit dari apa yang mereka praktekkan. Tokoh-tokoh pun mampu mereka hapalkan bukan hanya tokoh yang diperankan olehnya namun juga tokoh yang diperankan teman-temannya. 100 % siswa menyenangi metode ini dan mau melakukannya lagi pada pelajaran-pelajaran berikutnya.

Revisions

References

  1. 1. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 (Endang Susilaningsih, Linda S. Limbong) Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional pp. 9-13 http://belajar.kemdiknas.go.id/modules/gallery/player/buku_player.php?id=20080726124002&jns=5

    Majapahit adalah puncak kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia. Kerajaan Majapahit terletak di hutan Tarik dekat delta sungai Berantas, Mojokerto, Jawa Timur. Sejarah Majapahit dapat kita telusuri dengan membahas raja-raja yang memerintah di kerajaan itu.

    No comments yet.

    Leave a Reply